Jalan kita bercabang, sayang,
tujuan yang kita tempuh tak sama
Doa kita bertentangan, sayang
memohon untuk dua masa depan yang beda
Kepada Tuhan yang sama,
doa kita tak satu suara
"Tolong persatukan, Tuhan. Jangan ceraikan!"
"Tolong pisahkan, Tuhan. Aku tak tahan!"
Bagaimana bisa?
Sudah terlambat untuk pura-pura sepakat
Wednesday, April 17, 2019
Dilahap
Cemburuku merah menyala menelan kegelapan
Melahap tanpa jeda,
hening tak kunjung hinggap
Cemburuku gemuruh hujan di atap,
mengguyur dan menampar dengan kasar
Cemburuku menyantap tuannya,
ia menang tanpa usaha
Melahap tanpa jeda,
hening tak kunjung hinggap
Cemburuku gemuruh hujan di atap,
mengguyur dan menampar dengan kasar
Cemburuku menyantap tuannya,
ia menang tanpa usaha
Di tengah kesibukan yang menumpuk perlahan, menghalangi pandangan
Di antara sesaknya napas, berdesak dengan mereka yang bergegas pulang
Di sela-sela keluhan yang tak menemukan titik
Di antara hati-hati remuk dan mata yang melawan kantuk
Di tengah kebersamaan singkat yang semakin jarang
Di balik semua amarah dan cacian yang kita tahan
Di waktu topeng kita retak dan tak mampu bersandiwara
Aku masih ingin memelukmu erat
Karena di antara amuk amarah yang bergejolak,
rinduku berdiri tegak
Pelukmu tak alpa,
menerima maafku tanpa syarat
Di antara sesaknya napas, berdesak dengan mereka yang bergegas pulang
Di sela-sela keluhan yang tak menemukan titik
Di antara hati-hati remuk dan mata yang melawan kantuk
Di tengah kebersamaan singkat yang semakin jarang
Di balik semua amarah dan cacian yang kita tahan
Di waktu topeng kita retak dan tak mampu bersandiwara
Aku masih ingin memelukmu erat
Karena di antara amuk amarah yang bergejolak,
rinduku berdiri tegak
Pelukmu tak alpa,
menerima maafku tanpa syarat
Subscribe to:
Posts (Atom)