Friday, January 30, 2015

Sandiwara Saat Malam Tiba

Setiap malam tiba, wanita itu menyambutnya.
Pertama, ia akan memakai maskara. Maskara hitam pekat segelap lorong-lorong masa lalunya.
Untuk menyembunyikan kedua matanya yang lebam. Untuk menyamarkan tatapan sengsara.
Kedua, perona pipi berwarna merah muda. Agar jalur air mata di buah pipinya tak terlihat.
Ketiga, gincu berwarna merah darah. Perlahan, ia lukiskan senyum di wajahnya.
Senyum penuh dusta. Senyum yang tak seharusnya ada di dalam dunia penuh lara dan nestapa.
Setiap malam tiba, wanita itu bersandiwara.
Menjadi bahagia, walau seketika, walau berpura-pura.

Wednesday, January 7, 2015

Waktu Dapat Membantu

Waktu datang bagai banjir bandang
menyerbu tanpa aba-aba
Meluap dan merayap memenuhi kota
Menyapu bersih sisa-sisa kenangan
dan merendam lara
-
Waktu berjatuhan bagai air hujan
yang membasahi tanah tandus
Berkat yang turun dari surga
Memberi kehidupan
menyembuhkan luka lama
-
Waktu menyengat bagai terik matahari 
saat kemarau di bulan Juni
Panas yang tak pilih kasih
Membakar jejak memori
-
Waktu dapat membantu
Waktu memegang kuasa
Waktu tolong aku
lupakan dia