Friday, August 1, 2014

Banjir di Hari Senin


Senin pagi memanjakanku dengan sinar matahari yang menyusup melalui celah jendela. Perlahan merambat menguasai ruang kamar, memandikan dengan warna oranye menyala.

Senin siang menyuguhkan panas membara dan sensasi haus luar biasa. Membuat para ibu rumah tangga gembira karena jemuran mereka akan kering sebelum sore tiba.

Senin sore hujan mengguyur tanpa aba-aba, hujan yang tak berjeda. Seolah langit di atas sedang dilanda kesedihan luar biasa lalu mengeluarkan tangisan merana.

Senin  malam langit muram bersedih dan merengek hingga rumahku terendam air mata. Banjir air mata datang tanpa permisi lalu pergi, hanya lumpur dan sakit hati yang tersisa.

Seninku tenggelam. Seninku kelam.

Seninku kelabu. Bagaimana dengan Seninmu?